Tidur
memang sangat penting artinya bagi kesehatan. Di antara kita sadar
betul bahwa kesehatan dipengaruhi oleh dua faktor yang berkaitan
dengan tidur yakni kualitas dan kuantitas
Tetapi
mungkin tak banyak yang sadar bahwa posisi tidur juga turut
menentukan kesehatan. Menurut para ahli, sekitar 95 persen manusia
selalu tidur dalam posisi yang sama setiap malam. Tak heran, bila
dengan posisi tidur yang tak pernah berubah, seseorang dapat memiliki
kecenderungan mengalami penyakit tertentu.
Berikut ini adalah plus minus beberapa posisi tidur bagi kesehatan menurut kajian para ahli :
1. Posisi Recovery
Posisi
ini disebut dengan posisi pemulihan karena lumrah digunakan dalam
kondisi emergensi atau darurat medis. Menurut Professor Jim Horne dari
Sleep Research Centre di Loughborough University, Inggris, posisi ini
dapat membantu meringankan gangguan pencernaan terutama refluks zat
asam (acid reflux) dan melegakan saluran pernafasan.
Kunci utama posisi ini adalah memiringkan tubuh ke sebelah kiri. Sebuah penelitian terhadap penderita heartburn
(rasa panas di lambung atau dada) di Graduate Hospital, Philadelphia
AS ditemukan bahwa tidur dengan posisi miring kanan membuat asam
lambung menjadi lebih lambat mengalir ke esofagus, sehinga mereka yang
tidurnya miring ke kanan lebih sering mangalami ketidaknyamanan.
Namun
begitu, posisi ini dapat menimbulkan risiko lain, yakni memicu
timbulnya keriput atau kerutan di kulit wajah karena salah satu bagian
wajah mengalami tekanan.
2. Posisi The Corpse
Tidur
pada posisi tengadah atau menempatkan bagian belakang tubuh sebagai
tumpuan adalah pilihan yang baik bagi penderita arthtritis dan sakit
punggung, kata Sammy Margo, psikoterapis dan penulis buku Good Sleep Guide.
Hal ini karena beban atau bobot tubuh terbagi secara rata ke
seluruh bagian tanpa memberi tekanan kepada salah satu daerah tubuh
tertentu.
Tetapi,
posisi ini juga dikenal efek buruknya karena pemicu utama
mendengkur atau mengorok. Dr John Shneerson, direktur Sleep Centre di
Papworth Hospital Cambridge menjelaskan, posisi ini akan membuat
otot-otot rahang dan lidah menjadi rileks. Alhasil, rahang dan
tenggorokan menjadi melemah dan terkulai karena pengaruh gravitasi.
Kondisi ini membuat tenggorokan menyempit, menimbulkan turbulensi
udara yang memicu vibrasi dan dengkuran.
Gangguan tidur serius seperti sleep apnea
bisa muncul dari dengkuran ini. Tenggorokan bisa benar-benar
tertutup sehingga bisa menghentikan aliran nafas selama sekitar 10
detik atau bahkan lebih.
"Riset
menunjukkan bahwa mereka yang tidur pada posisi ini cenderung
mengalami penurunan kadar oksigen dalam peredaran darah mereka, yang
tentunya menjadi kekhawatiran bagi pasien yang mengidap sakit jantung
dan paru-paru," ungkap Dr David Eccleston, dokter ahi masalah tidur
dari Birmingham Inggris.
Mereka
yang tidur pada posisi ini juga bernafas lebih cepat ketimbang yang
tidur dengan posisi lainnya, sehingga jaringan tubuh mereka menjadi
kekurangan oksigen (deoxygenated).
Hal ini dapat memicu gangguan lainnya seperti asma dan penyakit
jantung. Jika posisi ini adalah favorit Anda, pastikan kepala Anda
ditopang oleh bantal yang nyaman, kata Dominic Cheetham, seorangchiropractor
dari London. Minimnya penopang pada leher dan ruas tulang belakang
bagian atas menyebabkan ketegangan pada otot leher dan bahu sehingga
bisa memicu rasa sakit.
3. Posisi Foetal
Posisi
tidur ini menyamping dengan lutut kaki yang naik atau ditekuk
mendekati dada. Posisi ini dapat membantu mengatasi cedera dan sakit
pada punggung.
"Selama
seharian, tulang belakang dipengaruhi tekanan gravitasi yang membuat
banyak tekanan pada diskus - bantalan tulang belakang. Selama tidur,
tidak ada tekanan pada punggung. Air dalam tubuh tertarik pada
diskus dan membantu pemulihan cedera," ungkap Sammy Margo.
Menurut
Sammy, tidur pada posisi foetal adalah ideal karena ketika tubuh
melengkung ke arah dalam akan membuka tulang belakang, menurunkan
tekanan pada diskus dan meningkatkan pemulihan. Namun Sammy
mengingatkan, penting untuk memastikan posisi leher sejajar dengan
seluruh tubuh. Dengan kata lain, pastikan bantal tidak terlalu tinggi
atau terlalu rendah, karena ini akan menimbulkan ketegangan pada otot
dan saraf leher, yang berakibat rasa sakit kepala dan leher di pagi
hari.
4. Posisi Spooning
Posisi
tidur dengan memeluk pasangan ini dapat meningkatkan kekuatan
hubungan, menurut riset yang dipublikasikan oleh ahli saraf dan psikolg
Dr James Coan dari AS. Sentuhan fisik saat tidur dapat mengurangi
stres baik pada wanita maupun pria. Namun begitu, posisi ini juga bisa
membuat tubuh pegal-pegal dan memperburuk rasa sakit otot dan sendi.
"Penting
untuk diingat bahwa tubuh Anda terus berubah selama bertahun-tahun.
Posisi yang dulu dirasakan nyaman mungkin tidak akan berlaku lagi,"
papar Sammy.
Posisi
tidur menyamping di mana pasangan menempel pada tubuh Anda - baik di
depan atau belakang - bisa menyebabkan sakit punggung dan bahu.
Sedangkan tidur dengan menindih tangan atau dada pasangan bisa membuat
leher tidak sejajar dengan tulang belakang sehingga memicu sakit
leher.
5. Posisi Sunbather
Tidur
dengan posisi telungkup membantu Anda mencegah dengkuran karena otot
tenggorokan tidak akan terkulai akibat pengaruh gravitasi. Namun
bila Anda adalah orang yang sering menggertakan gigi saat tidur,
posisi ini tidak direkomendasi. Menurut Dr Mani Bhardwaj, dokter gigi
dari The Smile Studios di London, saat seseorang tidur dengan posisi
telungkup posisi rahang bawah akan lebih maju ke depan dibandingkan
posisi normal. Ini berarti bagi mereka yang suka menggertak-gertakan
gigi akan timbul tekanan lebih besar pada bagian gigi bawah yang bisa
berujung pada kerusakan signifikan.
Selain
itu, posisi ini juga berpotensi menimbulkan gangguan saraf pada
tubuh bagian atas. "Ketika Anda telungkup, terlalu banyak atau
terlalu sedikit bantal memengaruhi posisi leher dan dan membuanya
tidak sejajar dengan tulang belakang. Ini akan meningkatkan
kemungkinan kompresi saraf, khususnya pada orang dengan usia lanjut,"
kata Dr Eccleston.
Anda
juga harus memutar leher ke kiri atau ke kanan, yang menyebabkan
ketegangan pada salah satu sisi. Kompresi saraf terjadi ketika ruas
tulang-tulang belakang menekan saraf pada bagian leher. Risiko dari
kondisi ini akan meningkat ketika tulang belakang mengalami arthritis
seiring bertambahnya usia.
Dr
Eccleston merekommendasikan penggunaan kasur berbahan busa latex
atau kasur pegas karena jenis ini dapat menyesuaikan dengan bentuk
tubuh Anda dan menyediakan perlidungan dan penopang cukup ideal bagi
tulang belakang.
Sumber: http://gokil-lucu.blogspot.com/2011/05/posisi-tidur-mana-paling-sehat.html
Sumber: http://gokil-lucu.blogspot.com/2011/05/posisi-tidur-mana-paling-sehat.html